
ILUNI dan BEM FKUI Bersatu Suarakan Penyelamatan Mutu Kesehatan Nasional
Radar_Nusantara | Jakarta – Memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117, Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI FKUI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Senat Mahasiswa FKUI (BEM SM FKUI) menggelar “Mimbar Bebas Salemba Bergerak” pada Senin, 19 Mei 2025, di Aula IMERI FKUI, Salemba, Jakarta Pusat. Acara ini menjadi wadah bagi komunitas medis untuk menyampaikan kritik terhadap sejumlah kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dinilai berpotensi menurunkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Kritikan Terhadap Kebijakan Kemenkes
Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, Subspes N-TB, SpKP, AAK, selaku Ketua Umum ILUNI FKUI, dalam orasinya menekankan pentingnya menjaga mutu pendidikan kedokteran sebagai bentuk perjuangan untuk masa depan bangsa yang sehat dan adil. Ia menyoroti isu-isu krusial seperti penyederhanaan proses pendidikan dokter, pengurangan independensi kolegium, dan pemisahan fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan.”Pendidikan kedokteran bukan sekadar pelatihan teknis. Ia adalah proses mendalam untuk membentuk profesional kesehatan yang memegang tanggung jawab moral tertinggi: menjaga nyawa manusia,” tegas Dr. Wawan di hadapan mahasiswa, dosen, alumni, dan tokoh medis yang hadir.
Acara ini juga merupakan bentuk dukungan penuh terhadap pernyataan sikap 158 Guru Besar FKUI yang sebelumnya disampaikan dalam acara “Salemba Berseru” pada 16 Mei lalu. Dalam pernyataan tersebut, para guru besar menyuarakan keprihatinan terhadap arah kebijakan Kemenkes yang dinilai kurang melibatkan komunitas akademik.
M. Thorig, Ketua BEM IKM FKUI, dalam orasinya menyampaikan bahwa mahasiswa kedokteran tidak akan berdiam diri ketika masa depan profesinya terancam oleh kebijakan yang dianggap terburu-buru dan sentralistik. “Kami menuntut partisipasi bermakna dari institusi pendidikan dan organisasi profesi dalam setiap penyusunan kebijakan kesehatan nasional. Kemenkes tidak bisa menjadi satu-satunya penentu arah,” tegas Thorig.
Persatuan Tokoh Medis dan Seruan Dialog
Mimbar Bebas Salemba Bergerak turut menghadirkan tokoh-tokoh dari berbagai kalangan medis, termasuk Kolonel (Purn) dr. Nurdadi Saleh, SpOG, dan Mayjen TNI (Purn) dr. Budiman, SpBP-RE, yang berbagi perspektif dari pengalaman mereka di dunia kesehatan militer. Prof. Dr. dr. Purwandyastuti mewakili kalangan dosen FKUI, menyoroti pentingnya menjaga independensi akademik dalam sistem pendidikan kedokteran.
ILUNI FKUI dan BEM SM FKUI secara resmi menyatakan dukungan terhadap seruan 158 Guru Besar FKUI, sekaligus mengajak seluruh alumni, organisasi profesi, dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan. Mereka juga mendesak pemerintah agar membuka ruang dialog substansial yang sejajar antara regulator dan institusi pendidikan.
Acara ditutup dengan menyanyikan lagu “Padamu Negeri” dan sesi foto bersama seluruh peserta, mengakhiri dengan seruan bersama: “Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Bermutu adalah Hak Rakyat.”
(Sedney)