“Narik Sukmo” Siap Mengguncang Bioskop: Horor Penuh Misteri dan Pesan Moral yang Mendalam

Radar-Nusantara | Jakarta– Antusiasme tinggi menyelimuti Press Screening dan Conference film terbaru “Narik Sukmo” yang digelar hari ini di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan. Produksi kolaborasi Mesari Pictures dan JP Pictures ini sukses menarik perhatian rekan-rekan media dengan sajian horor yang menggabungkan misteri, dendam masa lalu, hingga elemen sekte dan ritual keramat. Film yang dijadwalkan tayang reguler di bioskop mulai 3 Juli 2025 ini menjanjikan pengalaman sinematik yang berbeda dan lebih dari sekadar ketegangan biasa.

Acara pemutaran perdana ini turut dihadiri oleh jajaran lengkap pembuat film, termasuk Sutradara, Penulis Novel, Penulis Skenario, dan Produser “Narik Sukmo”. Tak ketinggalan, para pemeran utama seperti Febby Rastanty, Aliando Syarief, Dea Annisa, Teuku Rifnu Wikana, Kinaryosih, Nugie, Mariam Supraba, Elly Luthan, dan Yama Carlos turut memeriahkan acara, berbagi cerita di balik layar produksi yang penuh tantangan.

Perjalanan Gelap Kenar di Desa Misterius: Adaptasi Penuh Daya Tarik
“Narik Sukmo” merupakan adaptasi dari novel karya Dewie Sofia, berpusat pada kisah Kenar (diperankan oleh Febby Rastanty), seorang mahasiswi yang kehilangan gairah menari setelah dikhianati kekasih dan sahabatnya. Untuk menghibur Kenar, Ayu (Dea Annisa) mengajaknya ke kampung halamannya di Dewa Kelawangin. Namun, kedatangan mereka disambut hujan lebat, seolah menjadi pertanda awal serangkaian kejadian mengerikan yang akan terjadi.

Di Desa Kelawangin, Kenar terus dihantui mimpi buruk, dikejar sosok hitam yang ingin merebut jiwanya, dan sosok penari misterius. Keanehan dan misteri masa lalu yang melibatkan keluarganya di desa tersebut mendorong Ayu untuk mempertemukan Kenar dengan Dierja (Aliando Syarief). Dierja diharapkan dapat membantu Kenar menguak misteri yang telah terjadi di Desa Kelawangin, puluhan tahun silam.

Febby Rastanty dan Aliando Syarief: Totalitas Akting di Genre Horor Perdana
Penampilan Febby Rastanty sebagai Kenar menuai pujian dari Eksekutif Produser “Narik Sukmo”, Darmawan Surjadi. Meskipun ini adalah debut Febby di genre horor, Darmawan yakin dengan kemampuannya. “Bicara soal kemampuan akting dari awal saya sudah yakin kalau dia (Febby) bisa menghidupkan karakter Kenar. Jam terbang Febby di dunia akting dan dedikasi dia di dunia seni peran tentu tidak bisa diragukan lagi,” jelas Darmawan.

Produser Mulyadi JP menambahkan bahwa berakting di film horor memiliki tantangan tersendiri, namun hal ini tidak menghalangi Febby dan para aktor lainnya untuk memberikan yang terbaik. “Yang membedakan film horor dengan film genre lain adalah proses pembuatannya seperti lebih banyak syuting di malam hari dan teknis lainnya. Disini Febby bisa beradaptasi dan total dalam proses syuting. Dia harus belajar menari, melakukan adegan sling tanpa stunt, dia sangat profesional. Begitupun para aktor dan aktris lainnya,” puji Mulyadi JP.

Febby Rastanty sendiri mengungkapkan tantangannya dalam belajar menari tradisional yang gerakannya diciptakan khusus oleh penata gerak senior Elly Luthan, yang juga turut bermain dalam film ini. “Walaupun aku suka menari, tapi lebih suka tarian modern. Disini aku perlu menari dengan basic gerakan tarian tradisional yang gerakannya memang dibuat khusus untuk film ini,” ujar Febby. Sementara itu, Aliando Syarief juga menghadapi tantangan unik dengan belajar bermain gamelan untuk karakternya sebagai Dierja. “Kelihatannya gampang, tapi kita tetap harus menyesuaikan tempo ya. Untungnya gue juga suka musik dan ada basic jadi lebih gampang buat mainin itu,” pungkas Ali.

“Narik Sukmo”: Horor dengan Konflik Mendalam dan Pesan Sosial
Berbeda dengan film horor bertema penari pada umumnya, “Narik Sukmo” mengambil pendekatan unik dengan menonjolkan konflik internal Kenar yang berpadu dengan konflik eksternal masa lalu di Desa Kelawangin. Film ini mengangkat perselisihan dua kelompok berpengaruh yang berujung pada perebutan dominasi melalui cara-cara licik dan upaya saling menjatuhkan.

Sutradara Indra Gunawan menyampaikan bagaimana tema film ini relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. “Masyarakat Desa Kelawangin di masa lalu merupakan cerminan masyarakat kita saat ini yang mudah sekali terhasut oleh hoaks ataupun fitnah karena politik dan kepentingan kekuasaan. Lewat film ini kami mencoba menyampaikan pesan bahwa akan selalu ada konsekuensi dari setiap tindakan yang kita pilih,” ungkap Indra, memberikan dimensi lebih pada film horor ini.

Sebagai film kedua dari Mesari Pictures dan JP Pictures setelah “Bangsal Isolasi”, CEO Mesari Pictures Darmawan Surjadi menyimpan optimisme besar. “Dengan peningkatan dari berbagai aspek, saya harap Narik Sukmo bisa diterima dan respon yang baik oleh masyarakat. Saya optimis film Narik Sukmo bisa melewati kesuksesan film kami tahun lalu,” tutup Darmawan, berharap film ini akan menjadi sajian horor yang sukses dan berkesan bagi penonton Indonesia.
Siapkah Anda menyaksikan ketegangan dan pesan mendalam yang disuguhkan “Narik Sukmo” di bioskop mulai 3 Juli nanti?

(Sedney)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Setelah Bebas Selebgram Virly Virginia Siap Menggebrak Panggung DJ
Next post Sidang Lanjutan Fariz RM: Pengakuan Pengguna dan Harapan Rehabilitasi Kedua Ditengah Rekam Jejak Narkoba