Proyek Pemel Rusun Persaki Menuai Kecaman Warga
Radar- Nusantara | Jakarta – Pekerjaan pemeliharaan berkala saluran drainase Rumah Susun (Rusun) 10 Daan Mogot Pesakih yang dikerjakan oleh PT Padomu Ulitua mendapat kecaman dari masyarakat sekitar.
Proyek dengan nomor kontrak 2234/RR.02.01 menggunakan anggaran APBD 2025 senilai Rp. 11.598.181.474 tersebut tidak memberikan manfaat nyata, lantaran air saluran tidak mengalir, sehingga terkesan asal dikerjakan.
Warga Rusun Pesakih, Yunita, mengatakan, akibat prooyek itu lingkungan rusun persaki menjadi kotor dan jalanan licin. Kondisi ini sangat membahayakan penghuni rusun yang melintas di jalan tersebut.
“Akibat galian tanah dari saluran, pada musim hujan jalan jadi berlumpur, pada saat panas menjadi debu. Dinas Perumahan DKI dan kontrakroelr pelaksana seharusnya memperhitungkan kenyamanan warga, jangan asal-asalan gitu,” kata Yunita kepada wartawan, Kamis (30/10/2025), di lokasi.
Warga lainnya, Bahrudin menambahkan, dengan anggaran besar mencapai Rp 11.598.181.474, seharusnya pekerjaan proyek lebih profesional, bukan asal jadi.
“Kita lihat aja, ada uditch yang sudah turun tidak rata sama jalan, karena pemasangan pada uditch tidak memakai lantai kerja, padahal seharusnya ada lantai kerja,” ujarnya.
Bahrudin melihat hasil sementara pekerjaan karena dalam saluran banyak sampah, dan sebagian saluran tidak tertutup, dan dipasangi pasangan batu kali, padahal seharusnya di cor dengan beton, bukan memakai batu kali.
“Kami warga hanya bisa menyarankan agar Dinas Perumahan dan konsultan pengawas bekerja maksimal, serta menggandeng Kejaksàan Tinggi DKI untuk memantau dan mengawasi tiap item pekerjaan itu. Uang rakyat harus diserap maksimal untuk kebutuhan rakyat, bukan untuk memperkaya kontraktor,” tegasnya.
“Proyek ini seharusnya membantu pembuangan air rumah tangga dan air hujan. Tapi malah tidak berfungsi. Apa gunanya pemeliharaan, kalau justru merugikan masyarakat? Kalau hujan besar, pasti air masuk ke permukiman karena saluran mampet,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengkritisi kualitas pekerjaan yang menurutnya dikerjakan asal-asalan.
Warga pun mendesak Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung maupun Kepala Inspektorat DKI Jakarta, Dhany Sukma supaya kegiatan yang menggunakan uang rakyat tidak diserap asal-asalan.
(Reporter: igo
